Selasa, 31 Juli 2012

PERSEDIAAN FISIK MPKP / PHYSICAL INVENTORY FIFO

Nahh.. hari ini kita akan membahas tentang penghitungan Persediaan fisik MPKP atau dalam bahasa gaulnya alias istilah bahasa inggrisnya Physical Inventory FIFO
Metode FIFO (First In Fisrt Out) atau MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) merupakan salah satu metode menghitung Harga Pokok Penjualan dan Persediaan Akhir dengan menganggap bahwa barang yang masuk pertama kali ke gudang di keluarkan juga pertama kali. Sehingga barang yang masih ada yang belum terjual adalah persediaan akhirnya.



Dengan melakukan INVENTORI PHYSICAL FIFO maka:
Saat pembelian barang, jurnalnya tidak menggunakan akun Persediaan melainkan akun Pembelian.

Saat penjualan dilakukan ternyata besarnya Harga Pokok Penjualan belum dapat diketahui karena baru ketahuan pada akhir periodic setelah melakukan stock opname.
Akun Persediaan yang terdapat dalam Neraca sepanjang tahun tetap tidak berubah dan akan berubah setelah melakukan stock opname.

Cara menghitung persediaan akhir adalah sebagai berikut :
Persediaan awal                      xxx
Pembelian                                xxx +
Tersedia untuk dijual                 xxx
Penjualan                                 xxx
Persediaan akhir                       xxx

Contoh :
Berikut data persediaan, pembelian dan penjualan pada CV Enggano selama tahun 2007 :
01/01 Saldo barang dagangan,100 unit @ Rp. 1.000,- = Rp. 100.000,-
16/01 Dibeli barang dagangan, 550 unit @ Rp. 1.100,- =Rp. 605.000,-
12/02 Dijual barang dagangan, 300 unit @ Rp. 3.000,- = Rp. 900.000,-
14/04 Dibeli barang dagangan, 400 unit @ Rp. 1.175,- = Rp 470.000,-
20/06 Dijual barang dagangan, 600 unit @ Rp. 3.500,- = Rp.2.100.000,-
02/08 Dibeli barang dagangan, 250 unit @ Rp. 1.225,- = Rp. 306.250,-
25/10 Dijual barang dagangan, 325 unit @ Rp. 3.750,- = Rp 1.218.750,-
15/12 Dibeli barang dagangan, 65 unit @ Rp. 1.250,- = Rp. 81.250

Harga Pokok Penjualan dan Persediaan Akhir

Dalam menghitung Harga Pokok Penjualan maka tindakan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan stock opname maka hasilnya :

Unit Persediaan akhir = unit (Saldo + Pembelian) – unit Penjualan

Unit Persediaan akhir = ( 100 + 550 + 400 + 250 + 65 ) – 300 – 600 – 325 = 140 unit

Nilai Harga Pokok Penjualan =

(100 unit x Rp. 1.000 + 200 unit x Rp. 1.100 ) + ( 350 unit x Rp. 1.100 + 250 unit x Rp. 1.175 ) + ( 150 unit x Rp. 1.175 + 175 unit x Rp. 1.225 ) = Rp. 320.000 + Rp.678.750 + Rp. 390.625 = Rp. 1.389.375,-

Persediaan Akhir = 75 unit x Rp. 1.225,- + 65 unit x Rp. 1.250,- = Rp. 91.875 + Rp. 81.250 = Rp. 173.125,-

Laba Kotor = ( Rp. 900.000 + Rp. 2.100.000,- + Rp. 1.218.750,-) – Rp. 1.389..375,-= Rp. 2.829.375.

0 komentar:

Posting Komentar